Istana Kebanjiran |
JAKARTA, suaramerdeka.com - Banjir yang mengepung Ibukota tidak hanya melanda pemukiman padat penduduk di pinggiran Kali Ciliwung. Seperti pada 2007, Kompleks Istana Kepresidenan pun tak luput dari genangan yang membuat aktivitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terganggu.
Banjir yang sejak sehari sebelumnya menggenangi Jalan Thamrin, Sudirman, Bundaran HI, Jl Medan Merdeka Barat hingga Jl Medan Merdeka Utara atau halaman depan Istana Merdeka yang menghadap Monas, Kamis pagi sekitar pukul 07.00 WIB, akhirnya bobol juga ke Istana. Beberapa tempat, seperti Wisma Negara dan halaman tengah Istana Kepresidenan, terendam air hingga mencapai sekitar 30 sentimeter.
Mendapat laporan tentang ini, Presiden yang masih mengenakan kaos berkerah warna biru dan celana olahraga warna abu-abu keluar dari ruangan untuk meninjau genangan tersebut. Didampingi Mensesneg Sudi Silalahi, Menlu Marty Natalegawa, dan Sekretaris Pribadi Kustanto yang sudah berpakaian dinas, SBY menggulung celana panjangnya berkeliling meninjau titik-titik banjir di sekitar Istana. Siangnya, SBY keluar Istana untuk meninjau sejumlah titik banjir, antara lain di Rawajati, Kalibata.
"Tidak apa-apa Istana banjir, yang penting masyarakat lain terlindungi," ujarnya maklum.
Usai meninjau banjir, melalui ponselnya, Presiden langsung memberikan instruksi kepada jajaran TNI, Polri, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Basarnas (Badan SAR Nasional), untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak banjir.
"Tadi Presiden meninjau beberapa titik yang terendam cukup tinggi, sekitar 30 cm di sekitar Wisma Negara, yang berada di tengah Istana Negara dan Istana Merdeka. Namun sekarang telah surut. Presiden tidak masalah Istana banjir, yang penting rakyat yang terkena banjir segera mendapat bantuan," ungkap Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha.
SBY menghubungi Panglima TNI, Kapolri, dan Gubernur DKI untuk memastikan penanggulangan banjir berjalan baik. Ia juga menginstruksikan KSAD agar jajaran TNI segera bertindak membantu daerah yang terkena banjir.
"Pesan Presiden kepada Gubernur DKI, agar jajaran Pemda DKI berkoordinasi dengan TNI-Polri dalam upaya penanggulangan banjir di DKI, sebagaimana instruksi Presiden kepada Panglima TNI dan Kapolri untuk menyelamatkan rakyat. Istana tidak perlu dikhawatirkan," ujar Julian.
Ditunda
Akibat bencana banjir yang melanda Ibu Kota ini, kunjungan kenegaraan Presiden Argentina Cristina Elisabet Fernandez De Kirchner yang sedianya dilakukan pada pukul 10.30 WIB ditunda beberapa jam. Hal ini mengigat beberapa jalan utama Jakarta yang menuju Istana belum bisa dilalui karena masih tergenang air.
Intensitas hujan yang cukup tinggi, ditambah banjir kiriman dari Bogor, membuat tinggi muka air di Sungai Ciliwung terus naik. Ketinggian air di Pintu Air Manggarai pada Kamis pagi pukul 09.00 telah melewati batas normal dengan ketinggian 1.020 sentimeter. Angka tersebut sudah di atas batas siaga I yaitu 950 sentimeter.
Banjir yang melanda Jakarta pun semakin meluas dan semakin parah. Bahkan, banjir awal tahun ini lebih parah dibanding tahun 2007 lalu. Bahkan Bundaran HI yang selama ini relatif aman dari kepungan genangan air di sekitarnya, kali ini ikut terendam banjir hingga setinggi lutut orang dewasa.